BAGIAN 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembahasan
Ada beberapa alasan mengapa anda harus mengenakan mantel koki, juga
dikenal sebagai koki jaket. Jaket koki yang telah berkembang selama beberapa abad menjadi sangat
fungsional, tahan lama dan nyaman. Ini adalah kombinasi
dari karakteristik yang membuat seragam pilihan bagi koki profesional di
seluruh dunia, belum lagi fakta bahwa itu terlihat sangat keren.
Fungsi - Fungsi utama dari Chef
Coat adalah untuk melindungi koki baik dari panas kompor dan / atau oven, dan
juga dari tumpahan disengaja atau percikan cairan panas. Ia menyelesaikan ini
dengan berdasarkan konstruksi kapas yang ganda. Selain memberikan
penghalang termal efektif, Chef Jaket
juga melindungi pakaian koki dari noda yang biasa berhubungan dengan menyiapkan
makanan.
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa orang-orang dengan demikian kecenderungan
untuk mendapatkan seragam mereka bernoda namun menggunakan warna putih. Anda dapat berterima
kasih Chef Marie-Antoine Careme yang
pada pertengahan 1800 memutuskan bahwa putih adalah warna yang paling tepat
untuk memasak, karena melambangkan kebersihan.
Gaya
breasted ganda dari Lambang Chef,
juga menguntungkan saat ini (juga karena Careme). Sejak jaket
fungsi utama adalah untuk melindungi koki, kemungkinan menjadi bernoda selama seharian
sibuk memasak. Namun jika
koki meninggalkan dapur (untuk berinteraksi dengan tamu) koki bisa membalikkan
jaket untuk menutupi noda.
Comfort - Orang mungkin berpikir bahwa memakai jaket berkancing ganda di
dapur panas bukan merupakan hal terbaik untuk dilakukan. Tetapi sekali lagi, ini
adalah penggunaan double layer kapas menunjukkan fleksibilitas. Kapas kain dapat bernapas dan nyaman,
yang membuatnya menjadi pilihan yang unggul dalam lingkungan yang panas.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
selain sebagai memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Dasar Seni dan Desain juga diharapkan dapat membantu kita agar lebih
mudah dalam mempelajari dan memahami tentang pendidikan itu sendiri serta
mencari ridho Allah SWT.
1.3
Sistematika
Penulisan
Makalah ini diawali
dengan Bgian 1 pendahuluan yang berisikan tentang Latar
Belakang Masalah,
Tujuan Penulisan, serta Rumusan Masalah yang terkait dengan pokok bahasan.
Bagian 2
berisikan tentang materi perkembangan busana Chef dan pengertiannya
Bagian 3
Kesimpulan dari serangkaian materi yang telah dijabarkan.
Gambar-gambar Busana Chef
(CARI SENDIRI)
BAGIAN 2
TEORI BAHAN
2.1 Sejarah Dari Seragam Chef
Di pertengahan 1800-an, seorang pria asal Perancis yang bernama
Marie-Antoine Carême, yang dikenal sebagai "Raja Chefs, atau Chef
Raja-raja," merancang ulang seragam dipakai oleh koki. Pakaian
dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk tampil bersih dan juga untuk kamuflasering
kotoran dan noda-noda pada baju. White jaket double-breasted ini dipilih
karena menandakan kebersihan sementara fitur double-breasted dari jaket
memungkinkan pemakai untuk membalikan posisi baju pada bagian depan apabila
terdapat noda atau kotoran pada baju. Chef
apron atau celemek Chef
berwarna hitam dipilih karena noda tidak akan terlihat pada kain
berwarna gelap. Dan celana
kotak-kotak kecil berwarna hitam dan putih pun dipilih sebagai bagian dari
seragam juga karena kain bermotif kotak dan berwarna putih dan hitam kan dapat
menyamarkan noda pada celana.
2.2 Kajian Desain Seragam Chef Dari Klasik ke Modern
Bila kita analisis gambar lebih lanjut, maka kita akan dapat mengetahui
bahwa telah cukup banyak perubahan yang terjadi pada baju Chef atau Double Breasted
Jacket ini.
Meski bahan kain yang digunakan masih sama, yaitu American Drill namun detail pada baju sudah banyak yang berubah,
dapat dilihat pada gambar bahwa detail kancing yang digunakan pada baju Chef modern bukan merupakan doble
brasted namun menggunakan potongan “Rouleau”
serta detail bentuk kantong (Patch)
pada baju klasik sudah tidak terdapat pada baju modern.
Bisa kita lihat pada bagian topi juga terdapat perbedaan yang cukup
signifikan antara topi klasik dan modern, terdapat banyak perubahan detail pada
topi klasik yang menggunakan model pill
box dengan menggunakan ruffle set
pada bagian atas topi berubah atau di modernisasi menjadi topi berbentuk negligee cap dengan tambahan ban pada bagian bawah topi.
Tali pengikat
sekaligus aksen hiasan
|
Dapat kita lihat pula perkembangan pada Chef apron, walaupun
model yang digunakan pada apron
klasik dan modern masih tetap sama, namun ada beberapa detail pada Chef apron
yang berubah, seperti aksen garis yang terdapat pada apron modern yang berfungsi juga sebagai tali pengikat, tali dengan
aksen seperti itu tidak dapat kita temukan pada apron klasik.
BAGIAN 3
ANALISIS ESTETIK
3.1 Fungsi Dari Seragam Chef
Dalam era
industrialisasi masakini, pakaian kerja dalam industri perlu ditangani secara
benar sebagai piranti produksi. Untuk itu pakaian kerja perlu ditangani secara
profesional, karena secara tak langsung dapat meningkatkan produktivitas
pemakai.
Pakaian kerja
dan seragam yang benar akan membawa para pemakainya kedalam suatu rasa
persatuan yang mendalam (esprit de corp),
meningkatkan semangat kerja serta meningkatkan citra perusahaan di mata
pelanggan.
Disamping itu,
pengelola perusahaan akan lebih mudah dalam menerapkam total quality control dalam sistem kerja
industrinya
Fungsi
dari seragam Chef secara garis besar
adalah sebagai berikut :
·
Melindungi tubuh terhadap luka bakar dari
bahan mendidih.
·
Melindungi tubuh dari panas kompor, oven
dan pemanggang.
Namun secara lebih lengkap akan di jelaskan sebagai berikut :
a) Chef hat atau toque atau topi Chef
Bagian yang paling dikenali dari seragam koki Anda adalah hat atau topi
koki. Pada jaman dahulu di Perancis di kenal dengan nama toque blanche atau secara harfiah diterjemahkan sebagai topi
putih. Walaupun sekarang hat,
topi, atau toque datang dalam
berbagai bentuk dan berbagai ukuran, dan kebanyakan tinggi dengan lipit. Funsi
utama dari hat, topi, atau toque adalah untuk menjaga makanan agar
tidak terdapat rambut yang terjatuh dari kepala anda dan terkena keringat dari
dahi, melindungi rambut dari asap dan minyak di dapur, membiarkan udara beredar
di atas kepala.
Topi ini dipopulerkan dalam abad 13 hingga 16 di negara perancis, dan
terkenal hingga sekarang sebagai topi koki. Jadi topi ini sudah menjadi seragam
bagi koki.
Ada beberapa filosofi dibalik topi tinggi itu. Lipatan vertikal yang banyak
dari bagian toque mencerminkan
banyaknya cara memasak sebuah telur.
Untuk desain modern, desain toquenya
diawali oleh koki perancis Marie-Antoine Carême dan Auguste Escoffier.
Dan dalam tradisinya, semakin tinggi topi koki itu menunjukkan tingkat
kemahiran dan keterampilan memasak dari koki yang memakainya
b) Chef neck
tie
atau dasi Chef
Neck tie
atau dasi Chef koki dasi ini pada awalnya dipakai untuk menyerap keringat dan menjaga
leher dari angin di dapur bawah tanah yang panas, dan saat ini pun masih
memiliki fungsi yang sama. Meskipun tidak dibutuhkan oleh sebagian besar
dapur namun neck
tie
atau dasi Chef merupakan pelengkap seragam yang berfungsi juga sebagai penambahkan agar
terlihat professional untuk setiap koki.
Fungsi -
Fungsi utama dari Chef double-breasted
jacket adalah untuk melindungi koki baik dari panas kompor atau oven, dan juga
dari tumpahan disengaja atau percikan cairan panas. Chef double-breasted
jacket juga melindungi pakaian koki dari noda yang berhubungan dengan proses
menyiapkan makanan.
Chef double-breasted
jacket merupakan bagian penting dari Uniform Chef. Karena Chef double-breasted
jacket secara tradisional memiliki lapisan ganda pada bagian
dada, lapisan ganda tersebut akan melindungi tubuh dari tumpahan panas,
percikan api, luka bakar, dan kecelakaan dapur lainnya, juga untuk apabila pada
bagian yang satu sudah terdapat banyak noda maka bagian tersebut dapat dibalik
untuk menutupi kotoran yang terdapat pada Chef double-breasted
jacket sehingga Chef double-breasted
jacket akan tetap terlihat bersih dan rapih.
d) Chef apron atau celemek Chef
Chef apron atau celemek Chef
adalah bagian dari seragam Chef yang
penting. Chef apron atau celemek Chef berfungsi sebagai penghalang ekstra terhadap percikan panas, tumpahan
makanan panas, dan bahaya dapur lainnya. Jangan menggunakan Chef apron
atau celemek Chef untuk mengelap
tumpahan, atau mengelap piring tamu, gunakan hands towelsyang tersedia untuk hal-hal tersebut. Namun Chef apron
atau celemek Chef dapat berguna untuk
dengan mudah mengeluarkan alumunium tray yang panas keluar dari oven. Chef apron
atau celemek Chef yang bersih akan membuat penampilan menjadi
lebih profesional.
e) Chef hands towelsatau torchon
Chef hands towels atau torchon
juga disebut handuk atau kain. Chef
hands towels atau torchon berfungsi untuk menyeka piring
yang bersih atau piring yang sudah berisi makanan dan siap untuk disajikan
untuk tamu dan juga untuk melindungi tangan saat memasak dan memegang panci dan
wajan panas.
f) Chef checkered
pants atau
celana Chef
Celana Chef atau checkered pants pada awalnya bermodel baggy
dengan karet pada bagian pinggang yang elastis dan pola-pola aneh, namun
sekarang Celana Chef atau checkered pants memiliki pola
kotak-kotak sehingga di beri nama checkered pants. Celana Chef atau checkered pants mutlak
diperlukan dalam melindungi koki. Meskipun di dapur terdapat suhu yang sangat
panas namun Celana Chef atau checkered pants yang panjang dimaksudkan
untuk melindungi kaki dari tumpahan, percikan, dan luka bakar. Bentuk
longgar dari celana koki akan melindungi kaki dari cairan panas sehingga tidak membuat kontak
langsung dengan kulit.
Pola kotak-kotak pada Celana Chef
atau checkered pants juga berfungsi
untuk menyamarkan noda dan kotoran pada bagian celana, sehingga Celana Chef atau checkered pants akan tetap terlihat bersih.
g) Chef clog shoes atau safety shoes atau sepatu Chef
Fungsi dari Chef clog shoes atau safety shoes atau sepatu Chef
adalah untuk terhindar dari luka terbakar, terluka oleh pisau jatuh, tertimpa
benda berat di dapur, atau kecelakaan di dapur lainya. Chef clog shoes atau safety shoes atau sepatu Chef tang terbaik adalah yang memiliki
plat baja pada bagian depan sepatu tersebut, kekokohan dan kenyamanan Chef clog
shoes atau safety shoes atau
sepatu Chef juga sangat penting agar
tidak mengganggu gerak pada saat bekerja di dapur.
3.2 Warna Dari Seragam Chef
Kita mungkin
bertanya-tanya mengapa para koki atau Chef
kecenderungan untuk memakai seragam berwarna putih sedangkan warna putih akan
sangat mudah terkena noda dari proses memasak maupun dari makanan yang telah di
masak. Ternyata pada pertengahan 1800 seorang Chef dari Perancis yang bernama Chef Marie-Antoine Careme memutuskan
bahwa putih adalah warna yang paling tepat untuk memasak, karena warna putih
melambangkan kebersihan, sehingga tingkat higienisitas di dapur dapat terlihat
dari kebersihan pakian yang kita kenakan di dapur.
Pola
kotak-kotak yang terdapat pada celana pun mempunyai fungsi untuk menyamarkan
noda yang mengenai celana, berkat efek kotak-kotak yang berukuran kecil dengan
warna hitam dan putih, noda yang mengenai celana menjadi tersamarkan.
Secara
tidak langsung warna dan detail kotak pada seragam Chef pun memiliki arti tersendiri, seperti warna pada dasi yang
dapat menentukan apa jabatan orang yang menggunakan dasi tersebut.
3.3 Ukuran Dari Seragam Chef
Ukuran baju
Chef diharuskan pas (tidak terlalu
besar atau sempit), seragam harus dibuat senyaman mungkin, agar pada saat
digunakan tidak menggangu proses bekerja seorang Chef.
Orang
mungkin berpikir bahwa baju tebal dan berkancing ganda di dapur akan terasa
panas dan merupakan pakaian yang tidak nyaman untuk di pakai bekerja. Tetapi hal
ini justru merupakan keunggulan pakaian dengan permukaan ganda yang menunjukkan fleksibilitas, karena
pemasangan kancing baju dapat di bolak balik apabila baju bagian pertama sudah
kotor. Serat kainnya pun di buat agar dapat bernapas dan nyaman saat digunakan,
hal tersebut membuatnya menjadi pilihan yang paling unggul dan aman dalam
lingkungan yang panas seperti di dapur.
3.4 Bentuk Dari Seragam Chef
Seragam Chef memiliki bentuk
yang unik, seperti pada double-breasted
jacket atau baju Chef yang memiliki
kancing ganda, hal tersebut bukan hanya berfungsi untuk gaya atau model saja,
namun kancing ganda tersebut juga memiliki fungsi untuk menutupi noda pada
kain, juga pada hat, topi, atau toque yang memiliki bentuk
yang unik, dengan bentuk yang seperti itu orang akan dengan mudah mengenali
profesi apa yang seseorang kerjakan apabila seseorang itu menggunakan topi
tersebut.
3.5 Bahan Dari Seragam Chef
Bahan yang terbaik untuk digunakan sebagai seragam Chef adalah Drill Amerika atau American
Drill karena bahan tersebut cukup tebal dan mampu untuk menahan suhu panas
yang ada di dapur.
3.6 Cara pembuatan Seragam Chef
Proses menjahit terdiri
daru tiga tahapan, yaitu pembuatan pola, pemotongan bahan, dan proses menjahit.
1.
Pembuatan pola
Dalam istilah desain busana, pola adalah
bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas kain
sebelum kain di gunting dan di jahit. Pola dasar dibuat berdasarkan model
pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Ada dua teknik
utama dalam pembuatan pola dasar :
a) Konstruksi datar yang menggambar pola diatas kertas dengan memakai
ukuran-ukuran yang akurat.
b) Dan konstruksi padat (pola draping)
yang membuat pola dengan menggunakan kain muslin atau belacu di atas boneka
jahit.
Metode menggambar pola sesuai nama pencipta
metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang atau Danckaerts dan Cuppens
Geurs dari Belanda. Majalah wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola
jadi) berikut instruksi cara menjahitnya.
2.
Pemotongan bahan
Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum
pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi
pakaian secara massal, kain dipotong dengan menggunakan mesin potong. Sebelum
pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak keatas
kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.
3.
Menjahit
Setelah kain digunting, potongan kain disambung
dengan memakai jarum tangan atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah
teknik jahitan, misalnya tusuk balik,(setik balik), tusuk rantai, dan tusuk
tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain
menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi
daripada jahitan tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan
mesin. Setelah pakaina selesai dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras
dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak terlepas.
4.
Penyelesaian akhir
Setelah selesai, pakaian yang perlu dilicinkan
dengan setrika di atas papan setrika. Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit
seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan bantal setrika.
Peralatan Yang
Digunakan Untuk Membuat Pola
·
Buku pola
·
Boneka jahit
·
Pita ukur
·
Kertas
·
Pensil
·
Penghapus
·
Penggaris
·
Pita skala
·
Kapur jahit
·
Rader
·
Jarum pentul
·
Gunting kertas
Alat-Alat
Menjahit
·
Benang
·
Gunting
·
Jarum pentul
·
Mesin jahit
·
Spul
·
Pendedel
·
Bidal
·
Sekoci
·
Sepatu jahit
·
Mesin obras
·
Mesin rumah kancing
·
Mesin pasang kancing
·
Mesin som
·
Mesin plisket
3.7 Karya Desain
1.
Prinsip Desain
a.
Kesatuan
(topi chef / hat)
a. Bahan
Topi chef (hat) dengan bahan dasar baby
kanvas yang berwarna dasar putih yang bermotif kotak-kotak pada bagian bawah topi. Pada gambar di atas
ini terdapat prinsip desain yaitu adanya kesatuan pada bahan yang digunakan
pada topi di atas.
b. Warna
Prinsip
desain dalam kesatuan juga dapat di lihat pada warna, pada gambar di atas warna
yang di gunakan memiliki kesatuan. Warna putih sebagai warna dasar yang sangat
mendominasi di aplikasikan dengan warna hitam dan putih pada bagian bawah topi.
Pada topi tersebut terdapat kesatuan dalam warnanya, antara warna putih dan
hitam.
c. Bentuk
Secara
bentuk pada gambar di atas juga memiliki kesatuan yaitu kerutan pada bagian
tengah topi dan gelembung pada bagian atas topi, di sini terdapat kesatuan
yaitu potongan bentuk keduanya saling mendukung sehingga ada harmonisasi di
antara keduanya.
d. Motif
Motif
pada Topi chef (hat) tersebut hanya satu bentuk yaitu motif kotak-kotak yang sangat
mendominasi. Motif kotak-kotak itu memiliki kesatuan yaitu ukuran kotak-kotak
yang sama seperti pada bagian celana chef
(checkered pants), pada warna juga
sangat memperjelas kesatuan pada motif tersebut.
e. Ukuran
Ukuran
Topi chef (hat) tersebut relatif disesuaikan dengan ukuran kepala penggunanya. Tetapi ukuran motif kotak-kotak
pada topi biasanya berbeda disesuaikan dengan jabatan penggunanya.
b.
Dominasi
celemek chef (apron)
a. Warna
Pada
prinsip desain, dalam dominasi juga dapat di lihat dalam warna. Warna yang
mendominasi pada gambar celemek chef (apron) di atas yaitu warna biru, di
bandingkan dengan warna lain pada bagian samping dan tengah atas yang berwarna
hitam ini biru lebih mendominasi dibandingkan dengan warna lain.
b. Bentuk
Pada
gambar di atas secara bentuk yang paling mendominasi ialah pada bagian ujung
celemek chef (apron) yang melengkung, didukung dengan motif lengkungan pada
bagian samping celemek chef (apron) yang berwarna hitam.
c. Motif
Motif
yang sangat mendominasi pada gambar celemek chef
(apron) di atas adalah di bagian
yang melengkung pada setiap ujungnya.
d. Ukuran
Ukuran
yang sangat mendominasi adalah pada bagian bawah celemek chef (apron) yang lebih
melebar dibandingkan pada bagian atas.
c.
Keseimbangan
A. Asimetris
sepatu chef (clog shoes)
Gambar di atas
termasuk ke dalam contoh gambar keseimbangan yang asimetris. Dapat di katakana
asimetris karena bentuk sepatu bagian kiri dan kanan dari sepatu terlihat
berbeda berbeda.
Jika di tarik
garis putus-putus dari a ke b dan c ke d
maka akan terlihat keseimbangannya. (lihat keterangan gambar)
a. Bahan
sepatu chef (clog shoes) dengan bahan
dasar kulit yang berwarna dasar hitam dengan tambahan motif titik kasar
berwarna hitam pada bagian depan sepatu. Pada gambar di atas ini terdapat
prinsip desain yaitu adanya Keseimbangan pada bahan yang digunakan pada sepatu
chef (clog shoes) di atas.
b. Warna
Prinsip
desain dalam Keseimbangan juga dapat di lihat pada warna, pada gambar di atas
warna yang di gunakan memiliki kesatuan. Warna hitam yang sangat mendominasi
pada seluruh bagian sepatu chef (clog shoes).
c. Bentuk
Secara
bentuk pada gambar di atas juga memiliki Keseimbangan yaitu lengkungan pada
setiap bagian ujung sepatu chef (clog shoes), di sini terdapat Keseimbangan
yaitu potongan bentuknya saling mendukung sehingga ada harmonisasi.
d. Motif
Motif
pada sepatu chef (clog shoes) tersebut hanya satu yaitu motif titik kasar
berwarna hitam pada bagian depan sepatu. Motif titik kasar berwarna hitam pada
bagian depan sepatu itu sangat mendominasi pada bagian ujung sepatu.
f. Ukuran
Ukuran
sepatu chef (clog shoes) tersebut disesuaikan dengan ukuran kaki penggunanya, karena untuk mendukung
kenyamanan bergerak saat operasional di tempat bekerja.
Baju chef (double-breasted
jacket) berawal dari dari Belanda pada awal tahun 1920an,
pada abad ke-19 double breasted ini sering digunakan pelaut, nelayan, dan
pekerja, namun seiring dengan berjalannya waktu baju double breasted ini
digunakan sebagai seragam chef.
Baju polos tanpa
ada motif berwarna putih ini termasuk kedalam keseimbangan yang simetris,
karena ukuran antara bagian kanan dan bagian kiri sama besar. Di bagian tengah
depan terdapat tambahan kancing berwarna hitam yang disusun secara simetris
antara kancing sebelah kanan maupun kiri.
Jika di tarik
garis putus-putus dari a ke b maka akan terlihat keseimbangannya. (lihat
keterangan gambar)
a. Bahan
Baju chef (double-breasted
jacket) dengan
bahan dasar Drill Amerika yang berwarna dasar putih dengan tanpa tambahan
motif. Pada gambar di atas ini terdapat prinsip desain yaitu adanya
Keseimbangan pada bahan yang digunakan pada baju chef (double-breasted
jacket).
b. Warna
Prinsip
desain dalam Keseimbangan juga dapat di lihat pada warna, pada gambar di atas warna
yang di gunakan memiliki kesatuan. Warna putih yang sangat mendominasi pada
seluruh bagian baju chef (double-breasted
jacket).
c. Motif
d. Ukuran
Ukuran
baju chef (double-breasted
jacket) tersebut disesuaikan dengan ukuran penggunanya,
karena untuk mendukung kenyamanan bergerak saat operasional di tempat bekerja.
d.
Perbandingan
dasi chef (neck tie)
Perbandingan ukuran motif
kotak-kotak tidak sebanding dengan motif kotak yang ada pada topi dan celana,
karena ukuran motif kotak-kotak pada dasi berukuran kebih besar di bandingkan
dengan motif kotak pada topi dan celana.
a. Warna
Prinsip desain dalam
kesatuan juga dapat di lihat pada warna, pada gambar di atas warna yang di gunakan
memiliki kesatuan. Warna hitam, merah, biru bermotif kotal-kotak di padu putih,
hitam, merah, biru bermotif kotal-kotak pada seluruh bagian dasi. Pada dasi
tersebut terdapat kesatuan dalam warnanya, antara warna hitam, merah, biru
bermotif kotal-kotak.
b. Bentuk
Secara bentuk pada
gambar di atas juga memiliki kesederhanaan yaitu bentuk segitiga.
c. Motif
Motif pada dasi chef (neck tie) tersebut hanya satu bentuk yaitu motif kotak-kotak yang
sangat mendominasi. Motif kotak-kotak itu memiliki perbandingan yang sangat
signifikan antara topi dan celana yaitu
ukuran kotak-kotak yang berbeda, pada warna juga sangat memperjelas perbedaan,
disesuaikan dengan jabatan penggunanya.
d. Ukuran
Ukuran dasi chef (neck tie) tersebut
relatif berbeda. Ukuran motif kotak-kotak pada dasi chef (neck tie) pun
sangat berbeda dengan ukuran motif kotak-kotak pada topi dan celana.
e.
Kesederhanaan
celana chef (checkered pants)
Pada awalnya
celana tersebut bernama Bracchae yang memiliki potongan simple dengan motif
garis lurus dan bagian mengerut pada bagian ujung kaki, namun seiring
perkembangan waktu calena tersebut di aplikasikan sebagai celana chef dan ada
beberapa bagian dari celana Bracchae yang dihilangkan dan berganti nama menjadi
checkered pants.
Pada umumnya
semua celana chef (checkered pants) memiliki nilai
kesederhanaan, karena pada bagian pinggang hanya menggunakan tali untuk
mengikat celana tersebut pada bagian pinggang. Motifnya pun sangat sederhana,
yaitu kotak-kotak berwarna hitam dan putih saja.
a. Bahan
Celana
chef (checkered pants) dengan bahan dasar Drill Amerika yang bermotif
kotak-kotak pada seluruh bagian celana chef (checkered pants). Pada gambar di atas ini terdapat prinsip desain
yaitu adanya kesederhanaan pada bahan yang digunakan pada celana di atas.
b. Warna
Prinsip
desain dalam kesatuan juga dapat di lihat pada warna, pada gambar di atas warna
yang di gunakan memiliki kesatuan. Warna hitam di padu putih sebagai warna
dasar yang sangat mendominasi di aplikasikan dengan warna hitam dan putih pada
seluruh bagian celana. Pada celana tersebut terdapat kesatuan dalam warnanya,
antara warna putih dan hitam.
c. Bentuk
Secara
bentuk pada gambar di atas juga memiliki kesederhanaan yaitu pada bagian
pinggang menggunakan tali untuk mengikat celana pada pinggul.
d. Motif
Motif
pada celana chef (checkered pants) tersebut hanya satu
bentuk yaitu motif kotak-kotak yang sangat mendominasi. Motif kotak-kotak itu
memiliki kesatuan yaitu ukuran kotak-kotak yang sama seperti pada bagian topi
chef, pada warna juga sangat memperjelas kesatuan pada motif tersebut.
e. Ukuran
Ukuran
celana chef (checkered pants) tersebut relatif disesuaikan dengan ukuran penggunanya. Motif kotak-kotak pada celana
pun berfungsi untuk menyamarkan noda makanan yang mengenai celana tersebut, semakin kecil
ukuran motif kotak pada celana maka akan semakin menyamarkan bekas noda.
2.
Biografi Pencipta Seragam Chef
Marie-Antoine
Carême
(8 Juni
1784 - 12 Januari 1833)
Antoine Marie Carême adalah pendiri
dan arsitek haute cuisine Perancis. Kisahnya
termasuk salah satu dari sebuah novel Dickens.
Dia adalah salah satu dari
sedikitnya 25 anak yang lahir dari keluarga miskin yang membuatnya menjadi anak
jalanan pada usia sekitar 10 tahun. Beruntung baginya saat ia mengetuk pintu sebuah restoran untuk
melamar pekerjaan.
Pada usia 21 ia tekah menjadi chef
di Talleyrand. Dia juga menjabat sebagai kepala koki ke IV George pada masa
kerajaan Inggris, Kaisar Alexander I dari Rusia, dan Baron James de Rothschild.
Ia menulis beberapa karya produktif masakan, termasuk ratusan resep, menu,
sejarah masakan Perancis, instruksi untuk dapur pengorganisasian, dan tentu
saja, instruksi untuk konstruksi arsitektur monumental makanan. Ia meninggal
pada usia 48, dan dikenang sebagai "koki raja dan raja koki."
Lahir di Paris dan tinggal di sana
dengan kondisi keluarga yang miskin pada tahun 1792 saat puncak Revolusi
Prancis, ia bekerja sebagai seorang anak dapur di Paris chophouse. Pada 1798,
ia resmi magang di Sylvain Bailly, sebuah patissier terkenal yang berdampingan dengan toko dekat Palais-Royal. Bailly
memperkenalkan bakat dan ambisi. Pada saat ia siap untuk meninggalkan Bailly,
ia bisa menetapkan bahwa dia harus bebas untuk meninggalkan majikan barunya
ketika tawaran yang lebih baik datang. Dia membuka toko nya, toko kue de la rue
de la Paix, yang dipertahankan sampai 1813.
Carême memperoleh ketenaran di
Paris untuk potongan montéesnya, konstruksi rumit digunakan sebagai
centerpieces yang ditampilkan di jendela toko kue. Dia membuat kue yang tinggi, seluruhnya terbuat dari bahan makanan
seperti gula, marzipan, dan kue kering. Dia membuat model kue berbentuk kuil, piramida, dan reruntuhan kuno, ia
mengambil ide dari buku-buku sejarah arsitektur,
Ia belajar di Bibliothèque
Nationale, Dia diakreditasikan dengan penemuan nougats Gros dan grosses meringues, croquantes, terbuat
dari almond dan madu, dan solilemmes.
Dia melakukan pekerjaan freelance
membuat potongan terutama untuk diplomat Perancis dan Charles Maurice de
Talleyrand-Périgord, serta anggota
masyarakat lainnya di Paris termasuk Napoleon.
Napoleon terkenal acuh tak acuh
terhadap makanan, tetapi dia memahami pentingnya hubungan sosial dalam dunia
diplomasi. Pada 1804, dia memberikan uang untuk Talleyrand untuk membeli
Château de Valençay, sebuah kawasan besar di luar Paris. château ini
dimaksudkan untuk bertindak sebagai semacam tempat berkumpul diplomatik. Ketika Talleyrand
pindah ke sana, ia mengambil Carême untuk dipekerjakan.
Carême telah mendapatkan tes dari
Talleyrand untuk menciptakan menu dalam satu tahun tanpa pengulangan, dan hanya
menggunakan bahan-bahan musiman. Carême lulus tes dan menyelesaikan pelatihan
di dapur Talleyrand's. Setelah jatuhnya Napoleon, Carême pergi ke London untuk
beberapa waktu dan menjabat sebagai chef de cuisine untuk Bupati Pangeran dan
George IV. Saat Kembali ke benuanya, ia mengikuti undangan Tsar Alexander I
untuk datang ke St Petersburg, di mana dia hidup begitu singkat dan tidak
pernah menyiapkan makanan untuk Tsar sebelum kembali ke Paris, di mana ia menjadi koki untuk bankir James Mayer Rothschild.
Ia meninggal di Jerman pada usia
48, karena menghirup asap beracun dari arang yang ia dimasak. Dia dikenang
sebagai pendiri konsep haute cuisine dan dikebumikan di Cimetière de Montmartre
di Montmartre.
Pengaruh
Dalam posisi yang
pertama, Carême bekerja sebagai chef de cuisine
untuk Talleyrand. Lebih dari sekedar sebagai
seorang majikan atau sponsor, Talleyrand aktif mendorong Carême untuk
menghasilkan gaya baru makan, menggunakan rempah-rempah segar dan sayur-sayuran
dan saus disederhanakan dengan bahan lebih sedikit. Talleyrand's menjadi
terkenal pada negosiasi yang mengikuti jatuhnya Napoleon, pada Kongres Wina. Ketika
Kongres bubar, baik peta Eropa dan selera kuliner kelas atas perusahaan telah
sepenuhnya direvisi.
Carême
sangat berdampak terhadap hal-hal kuliner berkisar dari hal sepele hingga
teoritis. Dia
ter akreditasi menciptakan topi koki
standar yaitu toque dan double breasted jacket, ia menerbitkan klasifikasi dari
seluruh saus ke dalam kelompok, berdasarkan empat saus utama.
Karya hasil ciptaan Carême
·
Carême menulis beberapa buku
tentang masakan, di atas semua L'ensiklopedi Seni Française de la cuisine (5
jilid, 1833-34, dimana ia telah menyelesaikan tiga jilid sebelum kematiannya),
yang termasuk dari ratusan resep, rencana untuk menu dan pengaturan meja mewah,
sejarah masakan Perancis, dan petunjuk untuk mengatur dapur.
·
Le
Pâtissier royal parisien, ou Traité élémentaire et
pratique de la Patisserie moderne, suivi d'utiles au Progres de cet seni, et
d'une des grands (Paris, 1815)
·
Maitre le français d'Hôtel,
Parallèle ou de la cuisine ancienne et moderne, sous Considere de l'ordonnance
des menu selon les Quatre saisons. (Paris, 2 jilid. 1822)
·
Projets d'arsitektur pour l'embellissement de Sainte
Petersburg. (Paris, 1821)
·
Projets d'arsitektur pour
l'embellissement de Paris. (Paris, 1826)
·
Le patissier pittoresque, mendahului d'un traité des
Cinq d'perintah arsitektur (Paris, 1828, edisi 4, Paris, 1842)
·
Cuisinier le Parisien, Deuxieme
edisi, pertunjukan tari-tarian, corrigée et augmentée. (Paris, 1828)
·
L'Art de la cuisine francaise au
dix-neuvième Siecle. Traité
élémentaire et pratique. (Jilid 1-5. [Pekerjaan selesai setelah kematian
Carême's oleh Armand Plumerey.] Paris, 1833-1847)
·
The Paris pastrycook kerajaan dan
manisan ([Dari asli Carême, diedit oleh John Porter] London, 1834)
3.
Desain
Topi
Chef / Hat
BAGIAN 4
PENUTUP
Kesimpulan
·
Seragam Chef merupakan salah satu bagian penting
bagi para Chef selain dari api dan
pisau.
·
Dengan seragam tersebut
seorang Chef akan lebih tampak
berwibawa.
·
Perkembangan model
seragam Chef saat ini sudah sangat
maju apabila dibandingkan dengan sebelumnya, hal ini dikarenakan style dari
seragam tersebut yang mengikuti model baju-baju modern yang sudah ada pada saat
ini.
·
Perkembangan seragam Chef disesuaikan dengan mode berpakaian
saat ini.
·
Perkembangan seragam Chef dilakukan tanpa adanya perubahan
fungsi dari seragam Chef itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Sue Jenkyn. (2005) Fashion Design. Laurence King Publishing. ISBN 1-8566-9436-4
Condra, Jill (2008), The Greenwood Encyclopediaof Clothing Through World History. Greenwood Publishing Group. Hlm, 24. ISBN 0-3133-3665-2
Anonim. (2010). Clog shoes. Tersedia http://id.wordpress.com/?ref=footer [Online] tanggal 5 Maret 2010.
McKelvey, Kathrin (1994), fashion source book, Perancis: Arnette Blackwell SA.
Poespo, Goet (2009). A to Z istilah fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Calasibetta, C.M. (1983). Fairchild’s dictionary of fashion. Amerika.
Ireland, P.J. (1987). Encyclopedia of fashion details. Depok: Inisiasi Press.
Kelly, Ian (2004). Memasak Untuk Kings: Hidup Carême Antoine, Chef Selebriti Pertama. Walker & Co ISBN 0-8027-1436-6.
Metzner, Paul (1998). Tontonan, Skill, dan Self-Promosi di Paris selama Zaman Revolusi. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-20684-7.